header

Rabu, 14 November 2012

Analisis kinesiologi side jump kiper

|


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sepak bola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit ke gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis.
Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain bertahan, (fullback), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang. Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan lawan. Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya. Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan. Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain bertahan. Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Secara umum hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya hanya diijinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya dengan kaki untuk menendang, dada untuk mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang mencetak gol lebih banyak pada akhir pertandingan adalah pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, tergantung dari format penyelenggaraan kejuaraan.
Dalam permainan sepakbola, kiper atau penjaga gawang mempunyai peran yang sangat besar sekali. Serangan dan bertahan dimulai dari penjaga gawang, dengan distribusi bola melalui lemparan dan tendangan ke arah pemain lainnya sebuah serangan dapat diawali, begitu juga dalam bertahan, melalui komandonya pertahanan yang rapi dapat dilakukan. Dalam sepakbola penjaga gawang memiliki kualitas yang sama dengan pemain di lapangan. Seringkali Penjaga gawang sepakbola menggunakan kakinya ketika memulai atau mengambil bagian dalam suatu serangan. Suatu saat dia menggunakan keterampilan-keterampilan yang berbeda dan memerlukan latihan khusus teknik penjaga gawang. Penjaga gawang memainkan satu peran yang unik dan penampilannya sangat penting di lapangan dalam memenangkan permainan. Karakteristik utama penjaga gawang adalah spiritual, mental dan fisik. Seorang Penjaga gawang membutuhkan : Kecepatan, Keberanian , Konsentrasi, Kepercayaan diri, Kecepatan  reaksi, Kelenturan, Keseimbangan, Kekuatan, Power.
Gerakan yang sering dilakukan oleh seorang penjaga gawang adalah sebuah side jump. Side jump yang maksimal sering dijumpai pada saat pengambilan tendangan penalty. Dalam pengambilan side jump tersebut,terdapat resiko cedera pada tubuh. Maka dari itu penulis ingin menganalisis gerakan side jump penjaga gawang dari sisi kinesiology agar diketahui otot, tulang dan sendi apa saja yang berperan dalam gerakan side jump.  
B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka penulis dapat membuat suatu rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu :
a.      Apakah analisis itu?
b.      Apakah Biomekanika itu?
c.      Apakah Side Jump Penjaga Gawang itu?
d.     Apakah sepakbola itu?
e.      Bagaimanakah analisis kinesiologi gerakan side jump penjaga gawang dalam sepakbola?

C.  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis merumuskan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.      Untuk mengetahui apa analisis itu,
b.      untuk mengetahui apa biomekanika itu,
c.      untuk mengetahui apa side jump penjaga gawang itu,
d.     untuk mengetahui apa sepakbola itu,
e.      untuk mengetahui analisis kinesiologi gerakan side jump penjaga gawang dalam sepakbola.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Analisis
Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001) analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb);.
Menurut Syahrul & Mohammad Afdi Nizar analisis berarti melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul 
 Menurut Wiradi analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya.
 Menurut Kamus Akuntansi analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul
 Menurut Komaruddin analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah sebauh langkah penjabaran atas suatu permasalahan dari setiap bagian, dan penelaahan bagian itu untuk mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti yang keseluruhan dari permasalahan tersebut.

B.  Kinesiologi
Kinesiologi, berasal dari kata Yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk pindah), juga dikenal sebagai kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan manusia.
Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak sedangkan logos berati ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak, khususnya gerak pada manusia.
Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari gerak atau the science human movement yang diaplikasikan dan menjelaskan tentang gerak tubuh manusia kemudian ilmu ini dapat diaplikasikan terhadap prinsip-prinsip mekanik dalam gerak manusia yang disebut biomekanika atau biomekanik kinesiology sedangkan aplikasi anatomi dalam gerak manusia disebut anatomi kinesiologi.
Sehingga secara sederhana kinesiologi adalah mekanika pergerakan manusia (mechanics of human movement).
Dasar pengkajian atau pembicaraan yang dipakai adalah bahwa tubuh manusia dipandang sebagai mesin yang melakukan suatu pekerjaan dalam sehari-hari. Karenanya pengetahuan tentang mekanika harus dimengerti betul-betul.
Kinesiologi bekerja di penelitian, industri kebugaran, secara klinis , dan di lingkungan industri. Karenanya tepatlah bila kinesiologi dinyatakan sebagai ilmu paduan dari berbagai cabang ilmu yaitu Ilmu Urai, Ilmu Faal, Biokimia dan Mekanik.
Bertolak dari pengetahuan Ilmu Urai, khususnya tentang sistem alat gerak, maka penerapan dasar mekanik tercermin pada bagaimana sikap tubuh, cara jalan seseorang, cara penggunaan alat-alat rumah- tangga maupun alat-alat olah raga dan sebagainya. Walaupun pada waktu ini psycholoog. psychiater dan psyehoanalis sangat berkenan pada penelitian aspek Psychosomatik dari kinesiologi dan memperbincangkan tentang “mengapa” manusia bergerak, tidak jarang pula adanya perenung yang merenungkan bahwa memang tepatlah apa yang dikatakan oleh nenek-moyang kita yaitu bahwa manusia dapat bergerak secara teratur, berjalan secara anggun dan mempunyai kemampuan penyesuaian dengan lingkungan; semua ini adalah karunia Tuhan Pencipta Alam Tetapi janganlah salah sangka, sebab kinesiologi bukanlah suatu studi untuk menikmati karunia Tuhan.
Kinesiologi terapan banyak dijumpai pada bidang kedokteran dan bidang olahraga serta pelaksanaan penyembuhan fisik dan rehabilitas serta bidang seni tari.Kinesiology adalah ilmu yang mempelajari gerak atau the science human movement yang diaplikasikan dan menjelaskan tentang gerak tubuh manusia kemudian ilmu ini dapat diaplikasikan terhadap prinsip-prinsip mekanik dalam gerak manusia yang disebut biomekanika atau biomekanik kinesiology sedangkan aplikasi anatomi dalam gerak manusia disebut anatomi kinesiology.
Model studi kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model pendidikan gerak dalam orientasi nilainya, tetapi menggunakan kegiatan gerak untuk mempelajari dasar-dasar disiplin gerak manusia (misalnya fisiologi latihan, biomekanika, dan kinesiologi). Karena itu, model inipun disebut juga sebagai pendidikan disiplin keilmuan olahraga.

C.  Side Jump Penjaga Gawang
Penjaga gawang atau sering disebut Kiper (dalam sepak bola) adalah salah satu posisi dalam berbagai olahraga sepak bola.
Posisi kiper adalah yang paling khusus dari semua posisi di lapangan. Tidak seperti pemain lain, kiper dapat menyentuh bola dengan seluruh bagian tubuh mereka, asalkan di daerah penalti mereka sendiri. Di luar area penalti mereka, kiper memiliki pembatasan yang sama sebagai pemain lapangan lainnya. Mereka juga "dilindungi" dari campur tangan aktif oleh lawan-lawan di daerah tujuan mereka sendiri. Tanggung jawab taktis kiper meliputi:
  • Untuk menjaga gawang secara fisik menghalangi tembakan percobaan dengan menggunakan setiap bagian dari tubuh mereka. Kiper diizinkan untuk memainkan bola dimanapun di lapangan, tetapi ia tidak dapat menangani bola menggunakan tangannya di luar area penalti.
  • Untuk mengambil tendangan bebas dari jauh ke dalam wilayah mereka sendiri dan tendangan gawang.
  • Untuk mengatur bek-bek tim ketika bermain defensif seperti sepakan bebas dan tendangan sudut. Dalam hal sepakan bebas, ini termasuk memilih jumlah pemain penghadang.
Meskipun kiper mempunyai privilese khusus untuk menggunakan tangan saat bermain di area penalti, mereka juga harus menuruti aturan yang sama dengan pemain lain. Karena peningkatan gaya bermain mengandalkan umpan silang dan bola mati yang menggunakan udara, kiper seringkali anggota tim tertinggi, dan seringkali melebihi 180 cm di kompetisi profesional, dimana banyak kiper terkenal bertinggi badan kira-kira 193 cm.
Keberanian dalam menjaga gawang adalah sangat penting, banyak aspek yang menyebabkan  orang tidak berani menjadi seorang penjaga gawang. Terkadang anda akan ditendang dibagian yang orang waras tentunya tidak ingin ditendang, tetapi itulah bagian dari resiko pekerjaan. Anda diharuskan bermain di tiap pertandingan dengan percaya diri, kepercayaan diri yang kamu tunjukan saat berhadapan pemain lawan. Anda harus punya aura “Semua yang di dalam kotak penalti berada dibawah kendaliku sekarang!”. Setiap tangkapanmu harus mantab, janganlah ragu katakan bahwa andalah penguasa kotak penalti!, kebanyakan penjaga gawang melakukan ini. Jangan ada keraguan saat diri anda menjadi penjaga gawang, anda harus mau bekerja lebih keras. Latihan bagi penjaga gawang memerlukan ketahanan fisik dan menyakitkan. Anda secara terus menerus akan menghantam tanah, bersegera bangun dan melakukan diving untuk melakukan penyelamatan. Anda harus menjadi pemain yang terbugar dalam tim karena latihan yang berbeda dengan pemain lain, pergerakan kiper lebih dari senam aerobik biasa mungkin lebih dan anda harus bangga akan hal ini. Anda harus menjadi pelari jarak jauh seperti teman-temsn setim  walaupun anda hanya menjaga sebuah gawang. Menjadi seorang kiper terkadang juga menyakitkan apabila harus berhadapan dengan tendangan jarak dekat pemain yang punya tembakan yang cukup keras.
Apabila seorang penjaga gawang kebobolan, maka mentalnya akan merosot drastis. Beberapa penjaga gawang kehilangan kesabaran dan ketenangan setelah kebobolan, tapi kabar baiknya bila penyelamatan yang berikutnya bisa jadi menyelematkan  tim anda atau mungkin bisa menang. Bila anda tetap berkutat dengan kesalahan yang sama maka bola akan masuk ke dalam gawang tanpa anda menyadarinya terlebih dahulu. Pada akhirnya sebagai seorang penjaga gawang anda harus bangga dengan tanggungjawab yang diemban sebagai benteng pertahanan terakhir. Tim anda harus tau bahwa mereka dapat mengandalkan anda, dalam sebuah tim yang bermain sangat bertahan sekalipun rekan setim anda perlu tahu apakah anda berada dibawah mistar gawang dalam keadaan siaga. Ini sebuah respek yang tidak akan diberikan kecuali dengan kerja keras, semakain keras anda berjuang mempertahankan mistar gawang maka semakin defensif rekan-rekan anda bermain.
Gerakan seorang penjaga gawang lebih banyak gerakan jangka pendek, eksplosif, dan berteknik tinggi, sehingga lebih bersifat biomekanika. Dari penelitian-penelitian yang sudah berlangsung, diperoleh bahwa dalam sebuah pertandingan seorang penjaga gawang akan berhadapan dengan tantangan sebagai berikut (Sorensen, 2008),
  • Meloncat untuk menangkap bola
  • Melakukan diving untuk melakukan save
  • Memiliki kekuatan anaerobik yang memadai untuk melakukan sprint
  • Memiliki pergerakan lincah
  • Memiliki reaksi yang cepat
  • Menghindari terjadinya cedera dari gerakan-gerakan yang dilakukannya

Dari tantangan yang dihadapi di atas, sering dijumpai keadaan dimana seorang penjaga gawang harus meloncat secara horizontal sekaligus vertical untuk melakukan penyelamatan. Loncatan inilah yang disebut side jump. Untuk seorang penjaga gawang, side jump merupakan salah satu gerakan utama untuk melakukan penyelamatan. Namun, side jump mengandung risiko yang sangat tinggi untuk memperoleh cedera, terutama pada pinggul, pada saat pendaratan.Dari semua cedera yang dialami di permainan sepak  bola, majoritas berkaitan dengan belahan bawah dari tubuh seorang pemain (Junge, 2004), termasuk  bagian pinggul. Walaupun, lebih sering terjadi keseleo, fraktur atau patah tulang juga dapat terjadi pada bagian tubuh tersebut (Goga 2003), dengan penjaga gawang sebagai orang yang lebih sering terkena cedera pada pinggul dibandingkan dengan pemain outfield (Schmitt, 2009)
Untuk mengurangi risiko dari cedera terhadap penjaga gawang, pakaian yang memiliki padding  direkomendasikan oleh FIFA (Federation Internationale de Football Association, 2005). Mayoritas dari celana yang didesain untuk dikenakan penjaga gawang telah diberikan padding terutama pada bagian atas lengan kaki, baik di bagian anterior maupun posterior. Namun, masih banyak yang dapat dilakukan untuk memperbaiki padding pada pakaian penjaga gawang (Schmitt, 2008) dan tidak semua penjaga gawang mengenakan celana tersebut karena padding yang dikenakan dapat menggangu pergerakan natural penjaga gawang (Nusser, 2008).
Padding atau pengamanan terhadap pinggul penjaga gawang mirip dengan pengamanan yang digunakan oleh orangtua yang membutuhkannya untuk mengurangi risiko cedera ketika jatuh. Oleh karena itu, beberapa penelitian sudah membahas biomekanika jatuhnya seseorang. Pada tahun 1999, Sabick menganalisis gaya vertikal yang timbul padasaat seseorang jatuh dari posisi jongkok (Sabick,1999). Van den Kroonenberg melakukan analisis yang sama tetapi dengan subject dalam keadaan awal berdiri atau berjalan. Dari penelitian-penelitian tersebut, didapat bahwa beban yang dirasakan oleh pinggul mencapai 2.83 - 4.45 kali berat badan subject dengan kecepatan impact sebesar 1.18ms-1 sampai 2.75 ms-1(Van den Kroonenberg, 2008).

D.  Sepakbola
Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di Cina. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.
Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang. Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan lawan. Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya. Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan. Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain bertahan. Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan. Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total football Belanda dan Jerman Barat ).
Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola internasional yang digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter. Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi empat berukuran dengan lebar 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter. Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang. Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak. Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti. Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.
Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir). Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang. Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.
Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit dapat memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah. Pertandingan akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku. Kartu kuning merupakan peringatan atas pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau lemparan ke dalam. Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.
Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya. Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.
Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 hakim garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan. Mereka membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside. Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.
Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak. Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit. Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan. Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.

E.  Analisis Biomekanika Side Jump Penjaga Gawang Sepakbola
  1. Gerakan Awal
Untuk gerakan awal pada gerakan side jump adalah badan sedikit merunduk dengan cara sedikit menekuk lutut, kemudian kedua tangan berada pada posisi siap yaitu berada di sebelah paha, dan juga pandangan mata kearah depan (titik awal bola), seperti pada gambar 2.1 dibawah ini.






Gambar 2.1 : Gerakan Awal Side Jump



 







Gambar 2.1.1 : Analisis Gerakan Awal Pada Lutut (Articulatio Genu)

Seperti pada gambar 2.1.1 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan awal maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Genu terjadi gerakan Retro Fleksi
·         Bidang gerak                    : Sagital                      
·         Axis / Sumbu                   : Sagital dan Longitudinal
·         Tulang                              : Patella, Tibia, Fibula
·         Otot yang Berperan         : Biceps Femoris, Semitendinosus, dan
  Semimembranosus
ü  Biceps Femoris
Ø  Origo               : Caput Longum: tuber ischiadicum
  Caput Breve: labium laterale linea asperae
Ø  Insertio            : Capitulum Fibulae (bagian terbesar)
ü  Semitendinosus
Ø  Origo               : Tuber ischiadicum
Ø  Insertio            : Facies medialis tibiae
ü  Semimembranosus
Ø  Origo               : Tuber ischiadicum
Insertio            : Simpai sendi lutut



 







Gambar 2.1.2 : Analisis Gerakan Awal Pada Siku (Articulatio Cubiti)

Seperti pada gambar 2.1.2 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan awal maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Cubiti terjadi gerakan Fleksi
·         Bidang gerak                    : Frontal                      
·         Axis / Sumbu                   : Transversal dan Longitudinal
·         Tulang                              : Humerus, Radius, Ulna
·         Otot yang Berperan         : Biceps Brachii
ü  Biceps Brachii
Ø  Origo               : Caput Longum: tuberositas Supraglenoidal
Ø  Insertio            : Tuberositas Radii










 







Gambar 2.1.3 : Analisis Gerakan Awal Pada Bahu (Articulatio Humeri)

Seperti pada gambar 2.1.3 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan awal maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Humeri terjadi gerakan Pronasi
·         Bidang gerak                    : Transversal               
·         Axis / Sumbu                   : Transversal dan Sagital
·         Tulang                              : Humerus, Scapula, Clavicula
·         Otot yang Berperan         : Teres Major, Teres Minor, Subscapularis
ü  Teres Major
Ø  Origo               : Margo Axillaris, Angulus Inferior Scapulae
Ø  Insertio            : Crista Tuberculi Minoris Humeri
ü  Teres Minor
Ø  Origo               : Margo Axillaris Scapulae
Ø  Insertio            : Tuberculum Majus Humeri Bagian Bawah
ü  Subscapularis
Ø  Origo               : Facies Costalis Scapulae
Ø  Insertio            : Tuberculum Minus Humeri




  1. Gerakan Saat Melayang Di Udara
Saat melayang diudara posisi tubuh penjaga gawang adalah miring kesamping (horizontal) dengan kedua kaki berada disamping, tangan dijulurkan keatas (kearah kepala), seperti pada gambar 2.1 dibawah ini.







Gambar 2.1 : Gerakan Saat Melayang Di Udara



 






Gambar 2.2.1 : Analisis Gerakan Saat Melayang Di Udara Pada Engkel (Articulatio
            Talocruralis)

Seperti pada gambar 2.2.1 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan saat melayang diudara maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Talocruralis terjadi gerakan Ekstensi
·         Bidang gerak                    : Frontal
·         Axis / Sumbu                   : Sagital dan Longitudinal
·         Tulang                              : Tibia, Fibula, Tallus
·         Otot yang Berperan         : Proneaus Longus, Proneaus Brevis
ü  Proneaus Longus
Ø  Origo               : Caput Fibulae, Facies Lateralis Fibulae
Ø  Insertio            : Os Cuneiforme I, Basis Ossis Metatarsalis I
ü  Proneaus Brevis
Ø  Origo               : Facies Lateralis Fibulae
Ø  Insertio            : Basis Ossis Metatarsalis V






 







Gambar 2.2.2 : Analisis Gerakan Awal Pada Lutut (Articulatio Genu)

Seperti pada gambar 2.2.2 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan saat melayang diudara maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Genu terjadi gerakan Retro Fleksi
·         Bidang gerak                    : Sagital                      
·         Axis / Sumbu                   : Sagital dan Longitudinal
·         Tulang                              : Patella, Tibia, Fibula
·         Otot yang Berperan         : Biceps Femoris, Semitendinosus, dan
  Semimembranosus
ü  Biceps Femoris
Ø  Origo               : Caput Longum: tuber ischiadicum
  Caput Breve: labium laterale linea asperae
Ø  Insertio            : Capitulum Fibulae (bagian terbesar)
ü  Semitendinosus
Ø  Origo               : Tuber ischiadicum
Ø  Insertio            : Facies medialis tibiae
ü  Semimembranosus
Ø  Origo               : Tuber ischiadicum
Insertio            : Simpai sendi lutut
 







Gambar 2.2.3 : Analisis Gerakan Melayang Di Udara Pada Bahu (Articulatio Humeri)

Seperti pada gambar 2.2.3 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan saat melayang diudara maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Humeri terjadi gerakan Rotasi
·         Bidang gerak                    : Transversal               
·         Axis / Sumbu                   : Transversal dan Sagital
·         Tulang                              : Humerus, Scapula, Clavicula
·         Otot yang Berperan         : Delteoideus, Supraspinatus, Infraspinatus
ü  Delteoideus
Ø  Origo               : Extremitas Acromialis Calviculae,
  Acromion
Ø  Insertio            : Tuberositas Deltoidea Humeri
ü  Supraspinatus
Ø  Origo               : Fossa Supraspinata Scapulae
Ø  Insertio            : Tuberculum Majus Humeri Bagian Atas
ü  Infraspinatus
Ø  Origo               : Fossa Infraspinata Scapulae
Ø  Insertio            : Tuberculum Majus Humeri Bagian Tengah


 







Gambar 2.2.4 : Analisis Gerakan Melayang Di Udara Pada Siku (Articulatio Cubiti)

Seperti pada gambar 2.2.4 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan saat melayang diudara maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Cubiti terjadi gerakan Fleksi
·         Bidang gerak                    : Frontal                      
·         Axis / Sumbu                   : Transversal dan Longitudinal
·         Tulang                              : Humerus, Radius, Ulna
·         Otot yang Berperan         : Biceps Brachii
ü  Biceps Brachii
Ø  Origo               : Caput Longum: tuberositas Supraglenoidal
Ø  Insertio            : Tuberositas Radii







  1. Gerakan Akhir
Gerakan akhir dari rangkaian gerakan side jump adalah gerakan berguling dengan kaki sedikit ditekuk, begitu juga dengan siku, seperti pada gambar 2.3 dibawah ini.







Gambar 2.3. Gerakan Akhir Side Jump




 






Gambar 2.3.1 : Analisis Gerakan Akhir Pada Lutut (Articulatio Genu)

Seperti pada gambar 2.3.1 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan akhir  maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Genu terjadi gerakan Retro Fleksi
·         Bidang gerak                    : Sagital                      
·         Axis / Sumbu                   : Sagital dan Longitudinal
·         Tulang                              : Patella, Tibia, Fibula
·         Otot yang Berperan         : Biceps Femoris, Semitendinosus, dan
  Semimembranosus
ü  Biceps Femoris
Ø  Origo               : Caput Longum: tuber ischiadicum
  Caput Breve: labium laterale linea asperae
Ø  Insertio            : Capitulum Fibulae (bagian terbesar)
ü  Semitendinosus
Ø  Origo               : Tuber ischiadicum
Ø  Insertio            : Facies medialis tibiae
ü  Semimembranosus
Ø  Origo               : Tuber ischiadicum
Insertio            : Simpai sendi lutut


 








Gambar 2.3.2 : Analisis Gerakan Melayang Di Udara Pada Siku (Articulatio Cubiti)

Seperti pada gambar 2.3.2 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan akhir  maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :
·         Pada articulatio Cubiti terjadi gerakan Fleksi
·         Bidang gerak                    : Frontal                      
·         Axis / Sumbu                   : Transversal dan Longitudinal
·         Tulang                              : Humerus, Radius, Ulna
·         Otot yang Berperan         : Biceps Brachii
ü  Biceps Brachii
Ø  Origo               : Caput Longum: tuberositas Supraglenoidal
Ø  Insertio            : Tuberositas Radii


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Secara umum, penjaga gawang yang melakukan gerakan side jump melibatkan persendian-persendian besar seperti articulatio tallocruralis, articulatio genu, articulation coxae, articulatio cubiti, dan juga articulatio humeri. Oleh sebab itu tulang dan otot yang terlibat juga relatif besar seperti Musculus Biceps Femoris, Semitendinosus, Semimembranosus, Biceps Brachii, Teres Major, Teres Minor, Subscapularis, Proneaus Longus, Proneaus Brevis, Delteoideus, Supraspinatus, Infraspinatus. Kemudian Os Tallus, Tibia, Fibula, Patella, Radius, Ulna, Humerus.
Dari Tulang, Otot, dan Persendian yang terlibat, terlihat jelas bahwa gerakan side jump memang sebuah gerakan yang kompleks sehingga melibatkan hampir semua anggota gerak yang ada pada tubuh manusia yang juga tentu memiliki resiko cedera yang besar pula jika terjadi kesalahan dalam melakukan gerakan.



DAFTAR RUJUKAN
    
-. 2009. Pengertian dan definisi analisis. http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_ info2056.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2012 pukul 12.32 WIB.
-. 2009. Penjaga Gawang (Sepakbola). http://id.wikipedia.org/wiki/Penjaga_gawang_ (sepak_bola). Diakses pada tanggal 1 Oktober 2012 pukul 12.41 WIB.
-. 2011. Sepakbola. http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2012 pukul 12.40 WIB.
-. 2012. Analisis. http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2012 pukul 12.30 WIB.
Adit. 2009. Menjadi Seorang Kiper. http://aditkus.wordpress.com/2009/12/07/menjadi-seorang-penjaga-gawang/. Diakses pada tanggal 26 September 2012 pukul 19.20 WIB.
Ikhsan, Mohammad. . Analisis Biomekanika Side Jump Penjaga Gawang Sepakbola. http://ml.scribd.com/doc/54663098/Biomekanika-Penjaga-Gawang-Sepakbola. Diakses pada tanggal 19 September 2012 pukul 16.33 WIB.
Mattara, Adhol. 2010. Pengertian Kinesiologi. http://www.adholmattara.wordpress.com/2010/12/19/pengertian/kinesiologi.htm/. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2012 pukul 12.45 WIB.
Persada, Arihta. 2010. Untuk Kiper. http://persadaarihta.wordpress.com/2010/01/25/untuk-kiper/. Diakses pada tanggal 26 September 2012 pukul 19.22 WIB.
Rahman, Novriza. 2011. Teknik Dasar Kiper. http://kickriza.wordpress.com/2011/05/15/teknik-dasar-kiper/. Diakses pada tanggal 26 September 2012 pukul 19.25 WIB.
Supriyadi, dan Wardani, Hartati Eko. 2009. Anatomi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang Press (UM Press).

3 komentar:

Aryadi Rachman mengatakan... 21 November 2012 pukul 14.18

sip brooo.,

kunjungin blog ku

www.aryadi56.blogspot.com

Unknown mengatakan... 21 November 2012 pukul 14.44

ok brooo....

Rahman Diputra mengatakan... 30 November 2012 pukul 13.32

nice info brooo

Posting Komentar

Jumlah Pengunjung

Sponsors

Copyright © 2011 PENJASORKES bukan dikjasor !!!!

Template N2y Shadow By Nano Yulianto